Sabtu, 18 Desember 2010

Senandung Nostalgia ^^

Beberapa waktu lalu,,salah seorang teman satu SMA nan se-PerguruanTinggi dengan ku, membuat sebuah catatan kenangan yang mengingatkan ku tentang suasana waktu itu. Ia menceritakan tentang kami semua, arti sebuah kebersamaan, mengenai ukhuwah. Dari sini pula akupun teringat akan sebuah suasana yang aku rindukan. Ya.,aku merindukan semangat itu..

Mengawali kehidupan di tempat yang tak biasa ku lalui,awalnya sedikit agak ragu, dan gamang dengan keputusan ku. Aku memutuskan untuk bersekolah yang lumayan jauh dari tempat tinggalku dan orang tua. Sebuah keputusan yang jarang ku ambil. Tapi orang tua ku pun meyakinkan ku untuk bersekolah disana, yakni SMAN 1 Padang Panjang. Meski ada rasa takut “jauh dari orang tua”, aku mencoba memberanikankan diri, karena disanalah awal aku meneteskan air mata, jauh dari orang-orang yang ku sayangi, ayah, mama, adik, teta dan incim ku(teta dan incim sebutan buat kedua kakak perempuan ku). Sebelum meninggalkan waktu pengantaran ku ke asrama SMA, tetaku berpesan “jangan lupa shalat lima waktu mu, dan Qur’an ini(sambil menyodorkannya) bacalah sekali sehari dan kalau bisa di hafal”. Sebuah pesan singkat yang meyakinkan ku tinggal di rumah baru ku, Asrama SMAN 1 Padang Panjang.


Waktu terus berganti, di hari demi hari. Aku melewati nuansa-nuansa baru yang begitu membahagiakan buatku. Mulai dari MOS SMA sampai MOS Asrama atau yang paling dikenal dengan MOSA. Dalam MOSA, kami melakukan bermacam-macam kegiatan, dari bangun jam 4 pagi, langsung mandi dan lanjut ke musholla, setelah itu kami mengikuti kegiatan yang dinamai IMTAQ, yakni tambahan pelajaran agama. Kegiatan MOSA lainnya berupa Goro massal, Marathon massal.,dan yang paling seru adalah diminta untuk berkenalan dengan seluruh para senior yang ada di Asrama, baik putra maupun putri yang berjumlah sekitar 110an kalau nggak salah waktu itu. Senior Putra berjumlah 50an dan selebihnya senior putri. Waktu yang diberikan selama MOSA inipun adalah seminggu setelah MOS SMA selesai. Tak pelak,diri ini seperti di bebani habis-habisan oleh para senior, padahal baru 1 pekan di asrama sudah merasakan bebannya setahun, yang kami rasa waktu itu. Belum sekolah baru yang kami lalui dan semacamnya.

Sedikit ku ingat tentang perkenalan ketika MOSA waktu itu, para senior memang tidak seperti senior yang dikenal secara umum alias galak, karena hal itu memang tidak berlaku pada para senior kami. Mereka para senior sangat baik dan bahkan terlalu baik, hanya saja kami memang harus mengenal mereka lebih jauh. Namun dalam pikiran kami, para senior ini sungguh “makan hati kami” rasa nya,bagaimana tidak,waktu berkenalan, kami sudah ketemu dan memperkenalkan diri, setelah itu kami disuruh macam-macam sesuai yang ia minta, ada yang menyanyi karena hobinya menyanyi, ada yang diminta mengekspersikan seorang pencetak gol.,karena ia hobi bola, ada yang berpuisi, dan adapula yang menyuruh kami mencari tujuh bunga yang ada disekitar SMA(ni untuk senior putri..^^), dan satu yang menarik, ada yang mengasih tugas buat hafalan qur’an dan nasyid dan macam-macam lainnya(tiap orang menang beda-beda..^^). Disinilah warna-warni yang kami lalui dengan sumringah ketika MOSA dulu.
Menyenangkan, membingungkan dam mengasyikkan bagi kami intinya.

Setelah MOSA berlalu aku melewati hari-hari asrama seperti bebas dari tekanan. Menjalankannya seperti kebanyakan masyarakat asrama biasa. Subuh jam 5(beda jauh ama di jogja, jam 4 subuhnya), setelah itu tilawah dan ngafal qur’an sampai jam 6 lewat, setelah itu mandi, sarapan dan berangkat ke sekolah. Aku pun mengikuti alur itu dengan penuh semangat, mulai dari belajarnya, ibadahnya dan mengembangkan kepribadianku. SMA kami memang terkenal dengan IMTAQnya, meskipun SMA Negeri yang merupakan Favorit di Sumatera Barat, dan akupun bangga akan hal itu. Program asrama yang begitu banyak harus di ikuti terutama IMTAQnya, yang ketika zaman kami Generasi 8 (AVERAGE) diadakan setiap ba’da maghrib sampai isya, dengan setiap hari berbeda-beda, mulai dari Fiqih, Bahasa Arab, Tahsin Qur’an, dan Siroh Nabawiyah.
Mudah-mudahan sampai sekarang masih berlanjut.

Dan ada program yang menarik, yang berawal dari Asrama mulanya dan sekarang menjadi program Sekolah yakni Khatmil Hifzhil Qur’an yang diadakan sekali dalam dua tahun. Dan program ini diawali ketika aku masih duduk di kelas X SMA. Tak pelak memang banyak dan antusias dengan ini, karena ini suatu program yang nota bene di wajibkan bagi penghuni asrama untuk menghafal Qur’an. Aku dan semua temanpun berlomba-lomba dalam mencoba dan menambah hafalan qur’an ku. Karena aku yang dulunya dari SMP tak lebih dari 15 surat pendek yang ku hafal, dan sekarang di asrama aku mendapatkan fasilitas untuk itu.

Semangat demi semangat pun terus di lontarkan oleh Pembina IMTAQ kami yakni Ustadz Idris Al-Hafiz, beliau hafizh 30 Juz jebolan pesantren Al-Hikmah Jakarta. Beliau berpesan “ dengan Qur’an itu, pelajaran sekolah akan menjadi mudah dicerna dan diingat”. Itulah semangat yang ku pegang dan terus ka raih waktu itu. Terus menghafal sembari sibuk dengan aktifitas sekolah tentunya. Waktu khatmil pertama itu sekita bulan april 2005 kalau tidak salah. Aku terus berupaya, supaya bisa ikut khatmil pertama dengan hafalanku, karena syarat minimal ikut khatmil adalah 1 juz. Waktu pun makin mendekat dan tibalah menjelang penutupan pendaftaran khatmil. Aku yang masih 3 surat lagi di juz 30, masih belum bisa menghafal semuanya. Dan akhirnya akupun gagal untuk ikut di Khatmil Hifzhil Qur’an yang pertama.

Dalam acara Khatmil ini di ikuti oleh sekitar 60 lebih peserta, dari semua kelas. Ada yang 1 juz sampai 5 juz paling banyak. Aku hanya terpaku diam, dan “iri hati ‘ melihat orang-orang yang memiliki hafalan Qur’an seperti itu. Dan aku pun bertekad untuk bisa menuntaskan hafalanku nanti dan berharap bisa ikut khatmil berikutnya. Semenjak khatmil yang pertama itu aku terus dan terus berusaha demi hafalan Qur’anku bisa banyak dan lancar. Dan salah satu upaya yang ku lakukan adalah waktu habis subuh dan ba’da maghrib adalah waktu menghafal bagiku, dan waktu malam “qiyamul lail” adalah waktu untuk muroja’ah. Begitu banyak saran yang masuk kepada ku untuk bisa menuntaskan misiku dalam menghafal Al Qur’an. Ya, ku akui memang yang jadi persoalan adalah niat awalnya untuk menghafal qur’an, karena ikut khatmil. Tapi aku berbisit “ah.,ini kan cuma sarana, kalau itu yg membuat kita termotivasi kenapa tidak”, dan aku tidak menyerah tentang ini. Dan aku hanya berharap bisa meluruskan niat untuk menghafal al Qur’an.

Jujur saja, banyak hal sebenarnya yang membuatku jadi mau menghafal al qur’an, salah satu nya lagi adalah “keirianku” pada teman-temanku yang pintar dan banyak hafalan Qur’annya. Bisikku dalam hati, “rambutku saja sama hitam dengannnya.,makan yang ku makan juga sama, masa’ aku juga kalah hafalan Qur’an ku dengannya”, belum lagi kalau sudah di Musholla SMA ku, kalau sudah selesai shalat lima waktu terutama maghrib, isya dan subuh, musholla itu berdengung oleh puluhan orang yang sibuk tilawah dan menghafal qur’an, tentu aku mau nggak mau harus mengikuti dengungan seperti lebah itu, untuk tilawah dan menghafal qur’an agar aku pun tidak ketinggalan.

Hafalan berlanjut hingga aku akhirnya bisa mengikuti khatmil yang ku impikan tadi. Tepatnya 23 April 2007 acara itu diselanggarakan. Aku akhirnya bisa bersama orang-orang “udah pintar, hafizh dan hafizhah lagi”. Dan aku ikut waktu itu tak lebih dari 2 juz yang ku setorkan waku pendaftaran, sedangkan peserta yang terbanyak hafalannya adalah 10 juz. Menjelang akhir di masa-masa SMA, Ustadz Idris yang selalu menyemangati kami semua berpesan agar terus lah istiqomah dan hafalan Qur’annya kalau lah tak bisa menambah, paling tidak mempertahankan yang sudah ada, lanjut beliau. Pesan beliau yang selalu ku kenang saat ini.



Mengakhiri cerita ini, aku hanya ingin mencamkan, ya itulah sedikit kisah ku dulu yang berantakan tentang masa laluku yang indah, masa lalu dimana aku menemui jati diri, masa lalu di mana aku banyak belajar dari orang-orang pintar pun sholeh, dan masa lalu dimana aku belajar akan pentingnya ukhuwah dan persaudaraan. Mengingat itu, aku merindukan semangat itu..

Apa kabar semangat ku?


Apa kabar Ukhuwah ku?


Dan Apa kabar hafalan Qur’an ku?



08122010

2 komentar:

  1. Wah...
    Semangatku pengen hafal Al_Qur'an kambuh lagi nih...
    Aku tambah semangat untuk belajar dan meraih nilai tinggi agar bisa diterima di SMA 1 Padang Panjang

    BalasHapus

Terima Kasih atas masukannya...

semoga menjadi lebih baik